Sabtu, 18 April 2009

TEKNIK KOMUNIKASI DATA DIGITAL

Kamis, 2009 April 09

Pada zaman dahulu, media yang digunakan untuk menyimpan informasi sangatlah terbatas. Tulang, papirus, batu tulis, tanah liat, dan kulit binatang adalah contohnya. Tentunya media yang dipakai pada saat itu kurang efektif dan efisien, terutama dari segi portabilitas. Ketika ditemukan kertas dan sistem percetakan, informasi dapat dibuat, disimpan, kemudian disampaikan secara lebih efektif dan efisien. Kemajuan pesat dialami umat manusia ketika akhirnya muncul media elektronik. Radio, televisi, dan yang terakhir internet..

Dengan munculnya media elektronik tersebut, bentuk informasipun mengalami perubahan format. Dari bentuk analog ke bentuk digital. Bentuk digital dapat kita artikan sebagai bentuk ‘abstrak dan tak terlihat’. Berbeda dengan informasi analog yang sifatnya kontinyu, informasi digital dicirikan dari representasinya dalam bentuk diskontinyu(Nugroho, 2004:2). Media penyimpanan data digital sangat beragam tergantung kebutuhan. Bisa berupa Harddisk, CD, DVD, disket, Flashdisk, memori card, atau yang lain.

Jenis data dalam bentuk digital antara lain sebagai berikut:
• Tulisan : pdf, doc, odt, rtf, xml, psw, html
• Gambar : jpeg, jpg, bitmap, png, GIF
• suara : wav, mp3, wma
• video : DAT, mpeg, wmf, mov, avi, swf.


SYNCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY

SDH (Synchronous Digital Hierarchy) adalah suatu standar internasional (protocol) sistem transport pada telekomunikasi berkecepatan tinggi melalui jaringan optik/elektrik, yang dapat mengirimkan sinyal digital dalam kapasitas yang beragam. Di Amerika, SDH juga dikenal dengan sebutan SONET (Synchronous Optical Network). SDH disusun kira-kira tahun 1990 dan menjadi temuan yang revolusioner dalam bidang telekomunikasi berbasis fiber optik karena kelebihan kemampuan dan biayanya.

Dalam transmisi telepon digital, ‘synchronous’ berarti bit-bit dari satu panggilan, akan dibawa dalam satu frame transmisi. Dengan kata lain masing-masing koneksi memiliki bit rate dan delay yang konstan. Sebagai contoh, jaringan SDH memungkinkan beberapa Internet Service Provider (ISP) menggunakan satu fiber optik secara bersama-sama, tanpa terganggu oleh trafic data masing-masing dan adanya tindakan saling curi kapasitas antar ISP. Hanya bilangan-bilangan integer tertentu berkelipatan 64 kbit/s yang dapat,digunakan.dalamSDH.

Sebelum adanya SDH, awal 1970an, sistem telekomunikasi digital menggunakan metode PCM (Pulse Code Modulation). Lalu awal tahun 1980an sistem digital menjadi semakin besar dan kompleks, banyak fitur-fitur baru yang tidak mampu didukung oleh sistem yang lama. Salah satu yang utama adalah multiplexing tingkat tinggi (high order) dengan bit rate 140 Mbps hingga 565 Mbps di Eropa. Masalahnya yaitu harga bandwitdh dan device digital saat itu sangat mahal. Sebagai solusi dibuatlah suatu teknik multiplexing yang memungkinkan untuk menyatukan data-data secara non synchronous, dan dinamakan Plesiochronous digital Hierarchy (PDH). Plesiochronous artinya hampir synchronous, karena bit-bit pada satu frame dapat berasal dari koneksi yang berbeda-beda.

KELEMAHAN PDH
  1. Format digital PDH berbeda-beda tergantung region, contoh: format PDH di Eropa berbeda dengan format PDH di Amerika atau Jepang.
  2. Tidak kompatible dengan interface yang multivendor, contoh: interface PDH di Eropa (E1) tidak kompatibel dengan interface PDH di Amerika atau Jepang.
  3. Struktur multiplexing yang tidak synchronous dan kaku (rigid).
  4. Topologi berbentuk linear (bus), kurang fleksibel dan tidak ada alternative routing (manual).
  5. Kemampuan manajemen yang terbatas.

KELEBIHAN PDH
  1. Format digital SDH sama di seluruh dunia
  2. Kompatible dengan interface yang multivendor
  3. Struktur multiplexing yang synchronous dan flexibel.
  4. Kemudahan dan efisiensi traffic pada koneksi add-and-drop dan cross-connect
  5. Kemampuan manajemen yang lebih powerful
  6. Topologi berbentuk ring, fleksibel dan memiliki kemampuan self-healing rings dengan menggunakan alternative routing
  7. Kompatible dengan jaringan sebelumnya (PDH) dan jaringan masa depan (B-ISDN, dsb).

Akan tetapi, metode SDH pun memiliki kelemahan. Kemapuan multiplexing SDH yang flexibel dan kompatible dengan interace multivendor, menyebabkan jumlah interface yang terhubung pada SDH jauh lebih banyak dan beragam dibandingkan pada PDH. Ditambah lagi pada sistem SDH terdapat koneksi add-and-drop dan cross-connect yang memungkinkan kanal-kanal berbeda kapasitas dijadikan satu multiplexing. Keadaan ini tentunya membuat sistem manajemen jaringan SDH jauh lebih rumit dibandingkan PDH. Selain itu, dari segi cost, komponen SDH lebih mahal dibanding komponen PDH.
Saat ini di Indonesia pun, metode SDH sudah banyak digunakan menggantikan PDH. Akan tetapi tidak semuanya diganti. Beberapa jaringan PDH masih ada dan digunakan untuk mendukung jaringan SDH.


ASYNCHRONOUS JAVASCRIPT AND XML

AJAX (Asynchronous JavaScript And XML) dalam pengembangan web menjadi populer pada beberapa tahun belakangan ini. AJAX ini sendiri bukan merupakan bahasa pemrograman baru, AJAX hanya merupakan sebuah teknik pemanfaatan object XMLHttpRequest dengan javascript untuk berkomunikasi dengan server secara Asynchronous, dengan pemanfaatan object XMLHttpRequest ini kita dapat membuat proses berjalan secara background atau bekerja dibelakang layar sementara user dapat tetap berinteraksi dengan halaman web yang ada. Pemanfaatan tehnik Asyncronous ini jugalah yang telah mendorong pengembangan web menjadi lebih kaya atau banyak yang menulisnya dengan istilah pengembangan Rich Internet Application (RIA) atau WEB 2.0.

AJAX itu menariknya dan cocoknya:
  1. Jika kita ingin membuat web yang sering request ke server (misal: bikin web-email), maka AJAX cocok untuk digunakan karena tidak semua content email itu diambil (misal: hanya bagian email yang diklik saja, bagian lain seperti navigator tidak perlu di load ulang)
  2. Jika kita ingin membuat web dengan konsep MVC yang lebih baik (waktu itu temen aku demoin AJAX nya untuk request ke servlet dan servlet yang melakukan koneksi ke database untuk ambil datanya, jadi bener2 MVC )
  3. AJAX bisa membuat web jadi interaktif (karena javascript memiliki kemampuan itu).



KELEBIHAN AJAX (Asynchronous JavaScript And XML)
  1. EDIT: mudah di customize (tergantung ngerti apa gak, kalo ga ngerti JavaScript, malah jadinya lebih susah)
  2. Cocok untuk web yang dibangun dengan konsep MVC (Model-View-Controller)
  3. Lebih membebani client daripada server sehingga akses data lebih cepat

KEKURANGAN AJAX (Asynchronous JavaScript And XML)
  1. Agak ribet kalo ga ngerti Javascript dan XML
  2. Tidak cocok jika diimplementasikan untuk web yang "biasa2" aja


Diposkan oleh RMuliariFAH@gmail.com di 19:04

Tidak ada komentar:

Posting Komentar